. . ..................................................................................................... Nangkringblogger

Minggu, 04 Juli 2021

Permulaan Malam yang Gerimis

 setiap kali kubuka media sosial, senantiasa kau hadir dalam status-statusmu yang mengesankan. Seraya kusaksikan selalu harapan yang tumbuh di dadaku, tertusuk-tusuk runcing kenyataan hidupku sendiri hingga koyak tak keruan. Cairannya keruh, menggenangi mimpi-mimpiku tentangmu, mengapungkan serasah penyesalan yang makin hari kian menumpuk, mengotori setiap aliran kenangan sejak kita tak lagi bersama.


Belum lama kusadari, tak mungkin kubandingkan kau dengan bekas suamiku. Dia yang menikahiku saat menjadi bintang lapangan, di akhir pernikahan kami terpaksa menjadi pengangguran dan suka berjudi mengadu peruntungan. Kau yang dulu kutinggalkan sebab terlalu lambat memberiku jaminan masa depan, ternyata memiliki ketangguhan mimpi dan harapan.

Kau dan siapapun lelaki boleh saja menerka apa yang ada dalam isi kepala perempuan sepertiku, tetapi jangan harap kalian temukan sesuatu kecuali kekecewaan. Apalagi untuk menyelami hingga dasar batin, di mana rasa terpelihara bersama jejak sejarahnya. Kalian sesungguhnya perlu bertanya kembali kepada tujuan awal mengenal perempuan, terlebih kepada seseorang yang pernah memikat hatinya.

Aku bukannya sedang mengakui perihal kepalsuan yang menjadi kecenderungan sikap sebagian perempuan sepertiku. Atau semacam membenarkan sebagian besar anggapan lelaki, bahwa berkat keunggulan nalarnya, mereka merasa tahu semua hal, termasuk isi kepala perempuan. Seperti halnya penuturanmu ketika terakhir kali kita bertemu, "cukup Sel, aku sudah tahu." Kau sudahi pembicaraan kita dengan beberapa saran jalan keluar yang semakin membuatku terpikat dan merasa diperhatikan.

Taksi online yang kutumpangi melaju sedikit lebih kencang. Sorot lampu-lampu jalan, nyala terang deretan neon box dan papan iklan, tak membuat pikiranku rebah istirahat barang sebentar. Berkali-kali kupandangi layar ponsel yang terlihat begitu silau di keremangan dalam mobil, kala mendung di langit seperti hendak runtuh petang ini.

Sudah kupastikan anak buahku menyiapkan sesempurna mungkin aneka kudapan, berikut hidangan makan untuk acara malam ini di lokasi yang sedang aku tuju. Jadi jelas sekali hal itu tak perlu membuatku risau. Satu-satunya penyebab kepanikanku tak lain karena aku tak ingin kehilangan kesempatan melihatmu membaca puisi di panggung salah satu kafe pelanggan usahaku, sebagaimana poster digital yang kau pasang di statusmu sejak kemarin.

Sialnya perihal acara itu tak kuketahui sebelumnya, selain pesanan konsumsi dari panitia. Padahal terpampang jelas di poster itu, kaulah salah satu bintangnya, Yaz Prihangga, penyair nasional.

Kuingat terakhir kali kau beri kabar lewat pesan WA sebulan lalu, dan tak pernah terpikir olehku, perihal kepulanganmu dalam maksud penyelenggaraan acara ini.

"Mungkin sekitar pertengahan bulan depan."

"Sekeluarga?"

"Sendiri."

Pesan terakhir yang kuterima darimu itu serasa embun, membasahi kemarau bertahun-tahun. Sengaja kubiarkan kata itu tanpa tanggapan balik dariku agar mudah kubaca lagi. Juga supaya sebebas mungkin dapat kumaknai sesuka hati, sebelum betul-betul kita bertemu nanti.

Pukul lima lewat empat puluh delapan petang, rintik air laksana jutaan jarum yang menghujani ingatan, menyiksa kesepianku begitu tiba di lokasi acara. Kuingat pengakuanmu terkait kenangan tentang hujan sore hari bersamaan dengan putaran pandanganku berusaha mencarimu. Kulihat beberapa meja telah berisi satu-dua orang yang khusyuk bermesraan dengan ponsel masing-masing.

Pada satu meja dekat kasir, kulihat Pak Roy pemilik kafe ini duduk menghadap seorang lelaki yang bisa kupastikan bukan kamu. Ah, kenapa mataku selalu tak sesabar hatiku untuk menemukanmu, batinku. Rintik hujan masih terdengar, menimpa lamunan dedaunan, tengadah rerumputan, dan segala kebekuan yang diusiknya, termasuk genangan kerinduan yang kurasa sedikit memalukan.

Sedikit ragu langkahku mendekat, hingga terlihat beberapa buku dengan namamu tertera di sampulnya, di antara buku-buku lain yang tak membuatku tertarik sedikit pun. Tatapan mata Pak Roy menangkap kedatanganku, menyusul lambaian tangan dan sebuah isyarat agar aku mengambil tempat paling nyaman. Kubeli beberapa bukumu, meski tak pernah kumerasa sanggup meluangkan waktu untuk membacanya. Aku bukan penikmat puisi, tetapi hanya menghendakimu sebagai pengisi kekosongan hati.

"Tumben, Sel," tergopoh-gopoh Pak Roy menyalamiku.

"Pasti karena Yaz, ya? Sambungnya sambil terkekeh.

Sama sekali tak kuduga sebelumnya, Pak Roy katakan perihal ceritamu tentangku, tentang masa lalu kita, bahkan tentang pertemuan-pertemuan kita. Tentu saja kuberdiri di depannya dengan menyimpan rasa tak keruan, antara malu dan tak percaya. Rupanya dia juga menduga bahwa akulah tamu khusus yang sempat kau janjikan sebelumnya, sebab kedatanganku yang tidak biasa di acara seperti ini.

Seketika napasku serasa terhenti. Ada sesuatu di hatiku yang melambung tinggi. Segera kupersilakan Pak Roy menyambut rombongan tamu yang baru saja datang, agar ketidaknyamananku berdiri tak sempat dia ketahui. Beberapa detik kutertegun, sebelum kemudian kakiku melangkah ke sebuah meja di tengah, berhadapan lurus dengan panggung, sambil kubayangkan nikmatnya menyaksikan pesonamu tak lama lagi. Segera kupesan kopi hitam ketika seorang pelayan menyodorkan daftar menu, sebelum kembali kucoba hadirkanmu pada menit-menit kumenunggu.

Sekitar empat tahun sebelum hari ini, kita pernah bertemu sekali, setelah dua belas tahun sejak kepergianmu dari kota kelahiran kita ini. Kau bersedia menemuiku di calon toko roti yang sempat kujadikan pemikat perhatianmu agar kita bisa bertemu. Sebuah kedai kopi berseberangan dengan kios yang kusewa, serupa tempat kencan dua pasangan yang masing-masing telah berkeluarga. Setidaknya perasaan seperti itu yang pada waktu berikutnya baru kuketahui.

Saat itulah betul-betul kusaksikan pesonamu sebagai lelaki dewasa, jauh berbeda dengan ingatanku tentangmu jauh sebelumnya. Kau begitu cekatan menyodoriku beberapa sketsa ruangan yang kuimpikan, meskipun sesungguhnya bukan itu yang membuatku terkesan. Tetapi justru rambut terkucir beserta kumis tipis dan caramu memegang rokok ketika bicara, hampir menyita keseluruhan perhatianku di puncak kerinduan dan rasa penasaran yang terlunasi malam itu.

"Anakmu sudah besar, Yaz?"

"Baru masuk TK, anakmu?"

"Ngeledek kamu ya?"

Tentu saat itu kau lihat, sempat kutersipu dan hampir saja salah mengambil cangkir kopi milikmu. Meskipun begitu sungguh kusadari, kesempatan malam itu tak sedikitpun kusia-siakan. Kau pasti tak menduga sebelumnya, bahwa rona hidupku tak secantik pujianmu ketika mengomentari foto profilku. Berawal dari cerita perihal anak gadis pertamaku yang sudah SMA, berikut si cantik kecil adiknya yang baru kelas 4 SD, kutumpahkan sedanau kisah hidup yang membuatmu terpaku sampai batang rokok terakhir.

"Selamatkan dua bidadari kecilmu, Selly."

"Maksudmu?"

"Ya, mungkin hanya itu cara menghapusnya."

"Aku makin tak mengerti."

Aku tahu, setelah puas kutumpahkan segala sesak di dada kepadamu, kau menjadi sedikit banyak tahu latar belakangku. Sehingga bisa kupastikan kau bakal memahami ketika kukatakan bahwa mungkin banyak lelaki yang bisa memberikan kepuasan berahi, lebih banyak daripada mereka yang sanggup menyediakan kepuasan materi. Dan kau terlihat dingin menanggapinya dengan, "bakal lebih sedikit lagi yang mampu mempersembahkan kepuasan hati," yang langsung kuiyakan kala itu.

"Kelak kau akan mengerti dengan sendirinya," timpalmu.

Saat itu pandanganmu jauh menerawang, seolah hendak menjangkau lapisan masa yang baru saja kuceritakan. Aku pun terbawa arus ingatan karenanya, pada saat di mana para lelaki seumuranmu masih bau keringat anak sekolahan dan merasakan kepanikan pagi sebab PR yang belum terkerjakan.

Andai kau tahu, saat itu aku telah lebih dulu mendulang keringat serta kepanikan yang lain, merasakan belaian, rengkuhan, bahkan kenikmatan yang tertukar kesucian. Sedangkan kau semakin jauh kutinggalkan.

Kau datang tak berselang lama setelah kuselesai membuka bungkus plastik bukumu yang berjudul Menjadi Jodoh Perempuan-Perempuan Terpilih. Belum sempat kupikirkan, bagaimana cara mendekat apalagi sekadar berbincang denganmu, kulihat kau keluar dari mobil dengan syal melingkar di leher. Seorang wanita yang bukan istrimu menyusul turun dan segera menggandeng tanganmu.

Perempuan berperawakan kecil itu menurutku tidak bisa dibilang cantik, namun terlihat anggun dari gerak tubuh dan caranya menanggapi lawan bicara. Tubuhnya kecil, rambut tergerai sebahu dengan pakaian warna gelap sederhana, tanpa dilengkapi perhiasan di leher ataupun pergelangan tangannya. Sesekali kau rangkul pundaknya, setiap kali orang-orang bergantian menyambut dan menyalami kalian.

Aku terpaku membayangkan istri dan anakmu, betapa mereka menjadi begitu istimewa kurasa saat ini. Sekejap kemudian menyusul rasa terasingku di antara para pengunjung yang ramai membicarakan puisi dan kamu. Sambutan, pembacaan dan tanggapan, bergantian memenuhi kejenuhan, menghunuskan kata-kata yang tak satupun kumengerti maknanya.

Tiba saat gilirannya kau bacakan puisi. Pembawa acara menjelaskan perihal gangguan serius pada tenggorokanmu sehingga perempuan itu yang akan menggantikan. Segera setelah mendengar itu, kuingin secepatnya undur diri dari keterasingan yang menjadi-jadi di permulaan malam kali ini.

Jumat, 02 Juli 2021

Berawal Salah Kirim Pesan, Asmara Terlarang Antara Aku dan Bosku Tak Terhindari


ENTERTAINMENT
·
28 April 2020 12:30

Berawal Salah Kirim Pesan, Asmara Terlarang Antara Aku dan Bosku 

Berawal Salah Kirim Pesan, Asmara Terlarang Antara Aku dan Bosku Tak Terhindari
Ilustrasi pasangan selingkuh. Foto: Shutterstock

Disclaimer: Cerita ini adalah karangan semata. Bila ada kesamaan nama, waktu, tempat, profesi, dan kejadian itu bukan merupakan kesengajaan.

Kejadian ini bermula saat saya bekerja di sebuah perusahaan terkemuka pada 2014 silam. Saat itu saya bekerja sebagai sekertaris junior tetapi setahun kemudian diangkat menjadi sekretaris utama karena yang sebelumnya terdiagnosa kanker dan harus meninggalkan perusahaan.

Bos saya berumur 44 tahun, keturunan Jawa-Sunda, sudah beristri, dan dikaruniai empat orang anak. Ia memiliki citra baik sebagai seorang bos, sangat sopan dan berkarismatik. Sedangkan saya memiliki paras menawan, tubuh proporsional, dan sedang menjalani hubungan jarak jauh dengan kekasih.

Awalnya, semua berjalan sangat baik dan profesional. Saya selalu menyiapkan apa yang  bos butuhkan termasuk mengikuti ke mana pun perjalanan dinasnya. Perlu diketahui, saya dan kekasih sering kali melakukan hal dewasa secara virtual bahkan bertukar foto vulgar.Hubungan saya dengan bos bermula dari ketidaksengajaan saya mengirimkan foto vulgar itu ke Whatsapp-nya. Saat itu belum ada fitur ‘hapus pesan ke semua’, sambil harap-harap cemas akhirnya saya buka kembali aplikasi tersebut dan melihat kalau pesannya sudah bercentang biru.

Saya mengutuk diri, mencaci kebodohan saya yang tidak bisa melihat kembali nama profil yang akan saya kirimkan foto tersebut. Jantung saya berdegup hingga rasanya mau lari meninggalkan saya, saya merasa lemas seolah semua darah turun ke kaki. Tidak ada yang tersisa.

Saya menghela napas panjang dan mengumpulkan keberanian untuk mengirimkan pesan “maaf salah kirim” balasku seadanya. Tak lama pesan itu pun centang biru yang berarti dia belum menutup profil Whatsapp saya. Dia tidak membalas pesan saya. Saya semakin panik dan tidak tahu harus menaruh muka di mana saat bertemu dengannya besok. Esoknya, saya memutuskan untuk berangkat lebih pagi. Semalaman saya tidak bisa tidur, cemas harus berkata apa saat bertemu dengannya. Terlebih belum lama saya diangkat menjadi sekretaris utama, “bagaimana kalau saya dikeluarkan karena perilaku saya yang kurang baik? Mau ditaruh di mana muka saya?” pikiranku berkecamuk.

Sepertinya wajah saya hari ini tidak karuan, kantung mata saya pastilah hitam karena tidak tidur semalaman suntuk. Selama perjalanan jantung saya berdegup sangat kencang, mungkin jika ada orang yang berdiri di sebelah saya, mereka akan dengar betapa kencang suaranya.

Sesampainya di parkiran kantor, keringat dingin mulai membasahi kening, perut saya tiba-tiba mulas menahan gugup. Saya memasuki lobi kantor dan bergegas ke ruangan bos, tetapi sebelum itu saya putuskan untuk pergi ke kamar mandi. Melihat bagaimana kondisi wajah saya dan terutama mengumpulkan segala niat juga keberanian untuk meminta maaf atas kebodohan saya.

Saya melihat diri saya di cermin kamar mandi, “buruk” gerutuku. Saya membuka keran dan membasuh wajah dengan air dingin, luntur semua make up, terlihatlah wajah saya yang sesungguhnya. Kantung mata hitam, bibir pucat, kulit kering, saya menghela napas dan membuka tas untuk mengeluarkan pouch make up.

Hitung-hitung mencari kesibukan agar tidak terlalu gugup, di tengah memakai foundation saya melihat jam “masih ada waktu untuk mengumpulkan keberanian sebelum akhirnya dia datang” gumamku. Selesai make up, saya kembali menatap pantulan diri di cermin “sebenarnya saya tidak jelek kok, hanya saja malu karena salah kirim foto itu” kataku dalam hati.

Setelah cukup berias, saya keluar dan duduk di meja dekat ruangannya. Berulang kali saya melirik jam tangan untuk melihat berapa lama lagi ia akan datang. Bos saya adalah orang yang tepat waktu, dia selalu datang di jam yang sama. Jadi, tidak sulit mengetahui kapan ia akan tiba.

Saat aku melirik jam tanganku yang entah sudah kesekian kali, derap langkahnya mulai terdengar mendekat. Aku berdiri dan merapikan baju, ia membuka pintu “selamat pagi” ucapnya sambil tersenyum dan berlalu masuk ke dalam ruangannya. Saya hanya tersenyum dan menjawab sapaannya seperti biasa.

“Hari ini aku harus minta maaf” niatku. Selama satu hari itu, ia terlihat biasa sekali, tidak mengintruksikan hal aneh. Benar-benar respek saya dengannya, berulang kali saya mengintip ke dalam ruangan untuk meminta maaf tapi kata itu sepertinya susah kali terlontar dari bibir saya.

Satu hari hampir terlewati, ketika ia keluar dari ruangan dan berhenti di depan meja saya, ia bertanya “kamu pulang jam berapa?” tanyanya “sebentar lagi akan pulang Pak” jawabku “bisa temani saya minum kopi?” tanyanya. Mendengar ajakkannya itu, saya berpikir bahwa inilah saat yang tepat untuk saya meminta maaf. Saya menyetujui ajakan itu.

Kami turun dan masuk ke salah satu kedai kopi yang berada di lobi. Saat tiba di kedai dan sudah memesan kopi, saya membuka obrolan tentang insiden salah kirim pesan itu, belum selesai bercerita ia sudah menyela pembicaraan saya “forget about it, saya paham kamu LDR, foto itu pun sudah saya hapus” katanya.

Saya makin respek dengannya. Sejak kejadian itu, kami jadi makin akrab bahkan terbawa sampai di luar lingkup kantor. Sering kali saya diundang ke rumah untuk bertemu dengan keluarganya. Dia pun sangat perhatian hingga sering mengirimkan pesan singkat sebagai cara menunjukkannya.

Ada hal yang membuat saya nyaman saat berada di dekatnya, ia sangat pandai membangun suasana dengan gurauan-gurauannya. Saya kerap kali tertawa terbahak-bahak jika dia sudah melontarkannya.

Mungkin kedengarannya salah, tetapi seiring berjalannya waktu saya masuk ke dalam perangkap. Saya tidak bisa menghapus ingatan tentang bos saya itu bahkan sering kali saya berfantasi dengannya. Gila memang, saat itu saya sudah punya kekasih, hubungan kami pun terjalin cukup lama dan dia sudah memiliki keluarga. Tapi saya benar-benar tidak bisa membuang hal tentangnya sekalipun saya mencoba berulang kali.

Kedekatan kami makin intens, tetapi tidak ada satu pun orang kantor yang mengetahuinya. Kami sangat profesional saat bekerja dan dengan citra baik bos saya, ia jauh sekali dari skandal negatif.

Saat itu Hari Raya Nyepi, saya diundang untuk makan siang bersama di salah satu restoran. Saya menyetujui ajakannya dan ketika datang saya hanya melihat ia duduk seorang diri. Tidak biasanya ia datang sendiri, apalagi saat hari libur.

Entah apa yang salah dengan saya, sepanjang hari saya berusaha untuk menggodanya. Mulai dari gerak tubuh hingga ‘memancing’ obrolan yang menjurus ke arah sana. Gayung pun bersambut, ia merespons godaan saya.

Setelah makan siang, kami pergi ke hotel terdekat. Dari sanalah hubungan terlarang ini dimulai, ia tidak hanya menjadi kekasih bagi saya tetapi juga kakak dan mentor bagi kehidupan saya. Ia sangat gentleman dan tahu bagaimana cara memperlakukan wanita.

Selama menjalin kasih dengannya, saya tidak hanya mendapatkan gaji tetapi juga gaji kedua yang jumlahnya cukup besar. Hubungan terlarang kami berjalan selama dua tahun, awal 2015 hingga 2017 dan harus berakhir ketika kekasih saya pulang dari Singapura. Cukup sulit menjalani hubungan terlarang itu jika kekasih saya berada di kota yang sama, terlebih setelah beberapa bulan kepulangannya ia melamar saya.

Tentu saja saya menerima lamaran tersebut, agar tidak memancing kecurigaan jika saya mengulur-ulur waktu untuk menjawabnya. Tetapi dalam hati saya yang terdalam terdapat kegalauan dan kesedihan luar biasa. Pinangan itu membuat saya harus memutuskan hubungan dengan bos saya tercinta.

Saya galau bukan main, saya bingung “bagaimana kalau tiba-tiba saya merindukannya?” batin saya berkecamuk. Saya memendam kegalauan itu rapat-rapat dan berusaha bertingkah normal di depan kekasih saya.

Setelah melewati proses pemikiran yang sangat panjang, akhirnya saya memutuskan untuk berbicara dengan kekasih saya. “Bagaimana kalau aku resign dari kantor? Boleh?” tanyaku, kekasihku menyetujui dan bilang kalau ia mendukung semua keputusanku.

Berat rasanya menulis bahkan mengajukan surat resign ketika sudah terikat perasaan dengan atasan. Tetapi saya tidak mungkin mengecewakan kekasih saya dan memilih seseorang yang sudah berkeluarga. Jika saya memilihnya, hubungan kami belum tentu memiliki ujung yang diharapkan

Saya juga tidak tega melihat keluarga yang harmonis hancur hanya karena keberadaan saya. Saya menaruh surat resign di meja bos saya, ketika ia membacanya dan terlihat sangat sedih. Hari terakhir saya bekerja tiba, ia mengurung diri di ruangannya dan tidak menemui saya.

Saya mengundangnya ke pernikahan saya, tetapi ia tidak datang. Ia hanya mengirimkan karangan bunga dan amplop berisi cek puluhan juta tanpa ada surat di dalamnya. Hubungan kami sudah berakhir, tapi kesedihannya bahkan masih terasa sampai saat ini.

Ayam Aduan: Sisik Kaki Ayam Yang Memiliki Katuranggan Mematikan

 Katuranggan Sisik Kaki ayam - Dalam dunia ayam bangkok jenis aduan, botoh merupakan sosok yang sangat penting untuk meraih kemenangan dalam gelanggang. Botoh biasanya memiliki kelebihan dalam mendelik gambaran ayam aduan, jadi untuk masuk ke gelanggang kamu harus memiliki seorang teman atau botoh yang memang sudah sangat berpengalaman. Atau kamu juga bisa memilih dan mencari ayam aduan yang bakal menjadi juara gelanggang.


Cerita tentang ayam aduan tentu sudah ada sejak zaman nenek moyang dan saat ini semakin banyak digemari diberbagai negara seperti Asia dan juga Eropa. Indonesia juga menjadi salah satu negara yang sangat suka dengan unggas yang satu ini karena sudah banyak legenda yang menceritakan hal ini.

Jenis sisik kaki menjadikan salah satu pilihan utama bagi setiap penghobi mereka mempercayai bahwa sisik kaki menyimpan banyak kekuatan dan suatu kehebatan yang mistis yakni disebut dengan istilah katuranggan. Sebenarnya ada banyak ayam katuranggan yang bisa kamu dapati, namun pada sisik kaki ayam akan lebih pasti.

Mungkin sebagian orang sudah mengetahui jenis sisik kaki ayam bangkok aduan yang memiliki pukulan mematikan dalam ilmu katuranggan. Sisik kaki ini juga tentunya sangat di takuti sekaligus diburu oleh seluruh para pemain ayam aduan di Indonesia. Kalau kawan belum tahu tentang sisik kaki Ayam Bangkok Aduan katuranggan maka kamu bisa perhatikan beberapa jenisnya yang ane tuliskan dibawah.

 Sisik Kaki Ayam Katuranggan Mematikan

Batu Lapak. 
Sisik batu lapak merupakan salah satu ayam yang paling sulit ditemukan bahkan jarang dimiliki oleh jenis ayam manapun hanya orang tertentu saja yang beruntung bisa mendapatkannya. Katuranggan batu lapak dipercaya memiliki kekuatan pukulan yang dapat mengalahkan lawan dalam waktu hanya sekejap, batu lapak sendiri punya ciri khas yaitu terdapat sisik tepat pada bagian telapak kaki ayam.

Batu Rantai 
Ayam ini disebut sisik batu rantai apabila memiliki ciri di bagian bawah jari ada sisik yang berderet sampai keujung jari dan sisik tersebut terdapat di bagian jari jari saja. Jika sisik tersebut terdapat pada bagian tengah telapak kaki maka jari itu dinamakan sisik batu lapak. Ayam jenis ini memiliki mental yang bagus saat di gelanggang, pukulan yang bisa sampai ke syaraf mampu membuat lawan tercengang.                                                                                                                                  Tanjung Karang 
Biasanya yang dikatakan dengan sisik kaki tanjung karang adalah terdapat sisik yang pecah atau membelah pada jari kelingking kanan dan kiri ayam. Ini biasanya didapatkan sejak ayam masih kecil atau baru menetas, jadi kalian harus perhatikan ayam bangkok apakah memilikinya atau tidak. Bagi yang beruntung dan mendapatkan ayam katuranggan yang satu ini konon katanya bisa membawakan juara dalam laga ayam.

Naga Emas
Naga emas salah satu sisik paling berbahaya bahkan dikenal dengan keganasan yang dimilikinya membuat ayam yang satu ini terkenal dengan karakter pukulnya atau pun teknik bertarungnya yang unik. Ayam naga emas sangat dipercaya akan keampuhan yang tersimpan dari kekuatan gaibnya.

Dilihat dari bentuk postur dan warnanya, sisik ini punya kemiripan dengan jenis sisikayam lain hanya saja Sisik naga Emas Memiliki tampilan berbeda yaitu bentuk sisik yang tajam dan warna kaki kuning bersih. Ayam sisik naga emas bisanya memiliki pukulan yang berat layaknya Mike Tyson. Tapi sayangnya sisik naga emas terbilang sulit dicari bahkan ditemukan.

Jenis Ayam Bangkok, Jenis Ayam Aduan Super Yang Paling Banyak Dicari

 Jenis ayam Bangkok pasti sudah sering terdengar dan tak asing bagi para pecinta ayam aduan. Ayam ini terkenal sebagai ayam aduan yang cukup populer diantara jenis ayam aduan lainnya karena memiliki postur tubuh yang gagah dan tegap. Tak ayal ayam bangkok sering dijadikan sebagai hewan peliharaan.

Namun bagi Anda yang masih awam mengenai ayam Bangkok, diharapkan lebih berhati-hati dalam membeli jenis ayam Bangkok yang akan anda pilih sebagai ayam aduan. Hal ini dimaksudkan agar anda tidak salah pilih ataupun tertipu. Sebelum membeli, ada baiknya anda menggali informasi lebih dalam mengenai ayam yang satu ini.

Terdapat ciri spesifik untuk mengenali ayam aduan ini mulai dari tampilan fisik, warna bulu serta sisik pada kakinya. Kami akan membantu anda untuk mencari informasi yang anda butuhkan terkait jenis ayam Bangkok yang bisa anda jadikan referensi dalam memilih ayam jenis ini.Sesuai dengan namanya, ayam jenis ini memang berasal dari negara Thailand. Namun kehadiran ayam ini tidak serta merta begitu saja di alam liar melainkan hasil dari usaha masyarakat setempat untuk membuat jenis ayam jago terbaru. Awal mula nya ayam ini diberi julukan King's Chicken (raja dari seluruh ayam).

Saat itu para pedagang China yang berada di Thailand melihat potensi ayam ini sebagai ayam petarung. Sehingga pedagang tersebut akhirnya tertarik untuk memiliki ayam ini karena dinilai memiliki kekuatan fisik berupa kecepatan dan gerakan tubuh yang sangat baik ketika bertarung. Oleh sebab itu, akhirnya ayam ini semakin populer di negeri tirai bambu. Sampai-sampai warga China memberi julukan Leung Hang Zhao.

Seiring berjalannya waktu, kepopuleran ayam ini di China semakin meningkat. Tak sedikit masyarakat disana mencoba melakukan kawin silangkan ayam asli china dengan ayam Bangkok untuk mendapatkan bibit ayam aduan berkualitas.

Ayam ini kemudian masuk ke negara Indonesia. Tepatnya di kawasan Tuban Jawa Timur. Karena keperkasaan yang dimiliki ayam ini, membuat minat sebagian masyarakat untuk memeliharanya semakin tinggi. Tak berbeda jauh dengan China, banyak juga sebagaian masyarakat kita yang mengawinkan ayam lokal dengan ayam Bangkok untuk mendapatkan bibit yang berkualitas.

Permulaan Malam yang Gerimis

  setiap kali kubuka media sosial, senantiasa kau hadir dalam status-statusmu yang mengesankan. Seraya kusaksikan selalu harapan yang tumbuh...